Penulis dan ilustrator: Shel Silverstein
Ini buku klasik, kisahnya manis, sekaligus bikin meringis.
Judulnya menceritakan isi bukunya: tentang pohon yang tiada habisnya memberi, mengasihi, memberi cinta dan semua yang ada padanya pada si anak (yang kemudian jadi remaja, dewasa, lalu tua).
Tidak heran jika banyak orang menginterpretasikan bahwa sang pohon adalah penggambaran kebanyakan orang tua, yang kasihnya pada anak melimpah tanpa batas. Ketika si anak masih kecil, dia menjadi tempat bermain dan tempat anak bisa makan darinya. Ketika anak beranjak remaja, perlahan si anak mulai meninggalkannya dan lebih memilih bermain dengan temannya meski belum jauh darinya. Dan ketika dewasa dan si anak butuh bantuannya, tidak segan dia memberi solusi, pertolongan, bahkan memberi tumpuan ketika tak ada lagi tujuan.
Bisa juga diinterpretasikan bahwa si anak adalah manusia dan sang pohon adalah bumi. Bumi memberi apa pun yang manusia perlukan hingga di akhir hayat manusia.
Manis ya ceritanya. Tapi di sisi lain kok ya bikin meringis. Si anak kok ya keterlaluan banget. Hanya mengambil dan mengambil. Kok bener banget dalam mencerminkan sifat manusia (kebanyakan) yang serakah yaa! Hahaha š